NILAI
Nilai – nilai (values) adalah
suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu standar atau
pegangan yang mengarah pada sikap / prilaku seseorang. System nilai dalam suatu
organisasi adalah tentang nilai – nilai yang dianggap penting dan sering diartikan
sebagai perilaku personal. Biasanya merujuk pada standar personal tentang benar
atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dala agama,
hukum, adat dan praktek profesional dalam profesi kebidanan
Nilai merupakan milik setiap
pribadi yang mengatur langkah – langkah yang seharusnya dilakukan karena
merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam dan di peroleh seseorang sejak
kecil.
Nilai dipengaruhi oleh
lingkungan dan pendidikan, yang dewasa ini mendapat perhatian khusus, terutama
bagi para petugas kesehatan karena perkembangan peran menjadikan mereka lebih
menyadari nilai dan hak orang lain.
Klasifikasi nilai- nilai adalah
suatu proses dimana seorang dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi nilai-
nilai mereka sendiri. Seorang bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanannya.
Selain menggunakan ilmu kebidanan yang ia miliki juga diperkuat oleh nilai yang
ada didalam diri mereka
Nilai Menurut para Ahli
1. Kimball
Young
Mengemukakan
nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang
dianggap penting dalam masyarakat.
2. A.W.Green
Nilai adalah
kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.
3. Woods
Mengemukakan
bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
4. M.Z.Lawang
Menyatakan
nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan
dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.
5. Hendropuspito
Menyatakan
nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna
fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.
6. Karel
J. Veeger
Menyatakan
sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu di dalam
kepala orang) tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain,
nilai adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral.
PEMBENTUKAN DAN TRANSMISI NILAI
Individu tidak
lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan
berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang
perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang
nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai
kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh
dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:
1. Modeling
Model
atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk
melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat
lingkungannya dimana dia bergaul
2. Moralizing
Moralitas
diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja
dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda
3. Laissez-Faire
Sesuka
hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih
serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri.
Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya
bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik
internal bagi individu tersebut
4. Responsible Choice
Tanggung
jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu,
adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan
sistem nilai dirinya sendiri
5. Reward and Punishment
Penghargaan
dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti mendapatkan penghargaan bila
menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau
hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik
NILAI-NILAI ESENSIAL DALAM PROFESI
Pada tahun 1985,
“The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu proyek
termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek
kebidanan profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai-nilai
esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:
1.
Aesthetics (keindahan)
Kualitas
obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk
penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
2.
Altruism (mengutamakan orang lain)
Kesediaan
memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan,
komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
3.
Equality (kesetaraan)
Memiliki
hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran,
harga diri dan toleransi
4.
Freedom (Kebebasan)
memiliki
kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta
kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5.
Human dignity (Martabat manusia)
Berhubungan
dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu
termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.
6.
Justice (Keadilan)
Menjunjung
tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas,
integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7.
Truth (Kebenaran)
Menerima
kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan dan
reflektifitas yang rasional.
KLASIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES)
Klarifikasi nilai-nilai
merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti sistem nilai-nilai yang
melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang memungkinkan
seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan analisis
yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini
yang sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi
sebelumnya (Steele&Harmon, 1983).
Klasifikasi
nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar didalam aplikasi keperawatan
dan kebidanan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu
dipahami oleh perawat dan bidan.
Pilihan:
1.
Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan
bagi setiap individu
2. Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan,
asuhan yang diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya
perlakuan yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan
3.
Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat
seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat
Penghargaan:
1.
Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri
(anda akan merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan
dihargai pasen atau klien serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas
keterampilan hubungan interpersonal yang dilakukan
2.
Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada
seseorang yang tidak bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana
mestinya
Tindakan
1.
Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau
pekerjaan sehari-hari
2.
Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat
manusia dalam kehidupan pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif
atas tindakan yang dilakukan
Semakin disadari
nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang dilakukan serta
selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat atau
pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang
kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap
martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi
merasa nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses
dimana kita perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil
secara khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini
merupakan nilai-nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam masyarakat luas.
Nilai sosial adalah nilai yang dianut
oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap
buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai
baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial
sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau
buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu
sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila
antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata
nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan
karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada
masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam
persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial
memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat
menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan
bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu
terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat
memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya.
Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil
berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga
berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat.
Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai
sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan
daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai
yang dianutnya.
Ciri –
ciri nilai sosial
Ciri nilai sosial di antaranya sebagai berikut.
1. Merupakan konstruksi
masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat.
2. Disebarkan di antara warga
masyarakat (bukan bawaan lahir).
3. Terbentuk melalui
sosialisasi (proses belajar)
4. Merupakan bagian dari
usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
5. Bervariasi antara
kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
6. Dapat memengaruhi
pengembangan diri social
7. Memiliki pengaruh yang
berbeda antarwarga masyarakat.
8. Cenderung berkaitan satu
sama lain
Klasifikasi
nilai sosial
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai mendarah daging (internalized
value)
Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting
daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada
hal-hal berikut.
1. Banyak orang yang menganut
nilai tersebut
Contoh: sebagian besar
anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala
bidang, seperti politik, ekonomi, hukum, dan social
2. Berapa lama nilai tersebut
telah dianut oleh anggota masyarakat.
3. Tinggi rendahnya usaha
orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut.
Contoh: orang Indonesia
pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan,
seperti Lebaran atau Natal.
4. Prestise atau kebanggaan
bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut.
Contoh: memiliki mobil
dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri.
Nilai mendarah daging (internalized value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi
kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak
melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai
ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini
tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh,
seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan
merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guu
yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak
tersebut.
Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan,
alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai
mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam
masyarakat.
Menurut Notonegoro,nilai sosial terbagi 3, yaitu:
1. Nilai Material, yaitu
segala sesuatu yang berguna bagi fisik/jasmani seseorang.
2. Nilai Vital, yaitu segala
sesuatu yang mendukung aktivitas seseorang.
3. Nilai Kerohanian, yaitu
segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/psikis seseorang.
Nilai personal dalam pelayanan kebidanan (Nilai
personal profesi)
Nilai personal merupakan
suatu pertimbangan yang sistematis tentang prilaku benar atau
salah kebijakan atau kejahatan yang berhubungan dengan prilaku
dari dalam diri kita dan merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang
filosofi moral kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip - prinsip
dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya
yang dilandasi oleh nilai - nilai yang dianutnya.
Kewajiban personal seorang bidan
Kewajiban bidan terhadap klien
dan masyarakat (6 butir)
1. Setiap
bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap
bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap
bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4. Setiap
bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati
hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5. Setiap
bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,
keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap
bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan -
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.
Kewajiban bidan terhadap
tugasnya (3 butir) :
1. Setiap
bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2. Setiap
bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau
rujukan.
3. Setiap
bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan sehubungan
kepentingan klien.
Kewajiban bidan terhadap sejawat
dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir) :
1. Setiap
bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana
kerja yang serasi.
2. Setiap
bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya
Kewajiban bidan terhadap
profesinya (3 butir) :
1. Setiap
bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
2. Setiap
bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkan kemampuan profesinya
seuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Setiap
bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenis
yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.
Kewajiban bidan terhadap diri
sendiri (2 butir) :
1. Setiap
bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik.
2. Setiap
bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kewajiban bidan terhadap
pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir) :
1. Setiap
bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan¬ketentuan
pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
2. Setiap
bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada
pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
kurang lengkap
BalasHapusTerimakasih masukannya mba..
Hapus